Search

16 Desember 2025

Wali Kota Lhokseumawe Laporkan Dampak Banjir kepada BNPB, 4 Orang Meninggal Dunia

admin

Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., menghadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor yang digelar di Aula Yudha Korem 011/Lilawangsa, Senin (15/12/2025)

NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE  – Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., menghadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor yang digelar di Aula Yudha Korem 011/Lilawangsa, Senin (15/12/2025). Rapat tersebut merupakan bagian dari upaya penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana hidrometeorologi di wilayah Korem 011/Lilawangsa.

Rapat strategis ini dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen TNI Suharyanto, serta dihadiri Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Letjen TNI (Purn) Irham Waroihan, S.Sos., dan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf. Ali Imran.

Dalam forum tersebut, Wali Kota Lhokseumawe menyampaikan paparan resmi dan komprehensif mengenai dampak bencana hidrometeorologi yang melanda Kota Lhokseumawe sepanjang November 2025.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kota Lhokseumawe, bencana banjir berdampak terhadap 100.519 jiwa atau 26.122 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut, 19.577 jiwa atau 4.063 KK tercatat mengungsi.

“Bencana hidrometeorologi ini juga mengakibatkan empat orang meninggal dunia serta empat orang mengalami luka ringan,” ungkap Wali Kota dalam paparannya.

Selain berdampak pada masyarakat, bencana juga memengaruhi berbagai fasilitas pelayanan publik dan sarana sosial kemasyarakatan. Tercatat 56 fasilitas kesehatan, 53 sekolah, dan 28 kantor pemerintahan terdampak banjir. Di sektor keagamaan dan pendidikan nonformal, lima masjid serta 13 dayah atau balai pengajian turut terdampak genangan dan luapan air.

Pada sektor perekonomian dan sumber daya alam, Wali Kota menjelaskan bahwa banjir menyebabkan 1.054,73 hektare lahan sawah, 52,67 hektare lahan kebun, dan 304,47 hektare lahan tambak terdampak.

Sementara di sektor peternakan, tercatat 112 ekor ternak terdampak, terdiri dari 15 ekor sapi, 25 ekor kambing atau domba, serta 72 ekor ayam dan itik, yang berdampak langsung terhadap mata pencaharian masyarakat.

Kerusakan juga terjadi pada sektor infrastruktur. Data mencatat 16 jembatan, 33 ruas jalan kabupaten/kota, 73 ruas jalan lingkungan, serta 20 ruas drainase mengalami kerusakan. Selain itu, terdapat tiga lokasi daerah irigasi, dua lokasi waduk, bendung, dan embung, empat unit terminal dan dermaga, serta delapan lokasi pengaman pantai, talud sungai, dan abrasi pantai yang terdampak.

Pada sektor permukiman, bencana banjir mengakibatkan 1.128 rumah warga terdampak, dengan rincian 15 rumah hilang, 290 rumah rusak berat, dan 823 rumah rusak ringan.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh pejabat sesuai daftar undangan, antara lain Danlanal Lhokseumawe, Dandim 0103/Aceh Utara, Bupati Aceh Utara, Dansat Radar 102, serta jajaran Korem 011/Lilawangsa yang meliputi Kasi Ren, Kasi Intel, Kasi Ops, Kasi Pers, Kasi Log, dan Kasi Ter. Hadir pula Kapolres Lhokseumawe dan Kapolres Aceh Utara.

Selain kehadiran langsung, seluruh bupati dan wali kota serta para dandim di wilayah Korem 011/Lilawangsa turut mengikuti rapat melalui Zoom Meeting.

Menutup paparannya, Wali Kota Lhokseumawe menekankan pentingnya penguatan koordinasi lintas sektor serta kesiapan sarana dan prasarana mitigasi dan penanganan darurat.

Ia menyebutkan kebutuhan mendesak meliputi tenda keluarga, alat berat, mobil water treatment plant, generator set, perahu karet, pompa air, perlengkapan evakuasi, logistik dasar, perlengkapan bagi kelompok rentan, serta obat-obatan sebagai bagian dari upaya terpadu penanggulangan dan mitigasi bencana di Kota Lhokseumawe.