NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE — Aceh kembali menorehkan sejarah baru dalam dunia ekonomi kreatif dan pariwisata. Melalui gelaran Melofest, sebuah event bertaraf nasional yang digagas oleh putra asli kelahiran Lhokseumawe, semangat membangun Aceh yang berdaya saing dan beridentitas kian terasa kuat.
Melofest bukan sekadar ajang hiburan, melainkan wadah besar bagi anak muda Aceh untuk menampilkan potensi daerah dengan tetap berlandaskan nilai-nilai syariat Islam. Ujar maulana kepada newsrbaceh.com Selasa 28 Oktober 2025.
CEO Melofest Maulana yang merupakan putra asli Lhokseumawe, menghadirkan konsep acara yang memadukan hiburan, seni budaya, dan nilai religiusitas dalam satu panggung yang megah dan bermartabat.
Dorong Ekonomi Lokal, Ciptakan Lapangan Kerja untuk Pemuda Aceh
Event ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi bagi masyarakat Lhokseumawe dan sekitarnya. Dengan hadirnya UMKM lokal, penginapan, hingga vendor dan kru yang 80 persen berasal dari pemuda-pemudi Aceh, Melofest telah menciptakan efek domino bagi roda perekonomian daerah.
“Ini adalah bukti nyata bahwa pemuda Aceh mampu menjadi pelaku utama pembangunan ekonomi kreatif. Kami ingin menunjukkan bahwa hiburan bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar CEO Melofest.
Pameran Seni, Donor Darah, dan Santunan Sosial
Tak hanya fokus pada hiburan, Melofest juga menghadirkan berbagai kegiatan positif seperti pameran seni budaya Aceh, penampilan kreativitas pemuda, tausiah, donor darah gratis, serta santunan bagi penyandang disabilitas.
Menariknya, di area acara juga disediakan mushalla dan pengingat waktu shalat melalui adzan yang dikumandangkan langsung di lokasi.
“Pesannya sederhana: hiburan boleh, tapi kewajiban tetap dijalankan. Kita ingin setiap kegiatan tetap membawa keberkahan,” tambahnya.
Event Sesuai Aturan dan Syariat
Penyelenggaraan Melofest telah memenuhi seluruh ketentuan perizinan resmi yang berlaku. Visi dan misi utamanya adalah menunjukkan kepada Indonesia bahkan dunia bahwa Aceh bisa menjadi pusat kegiatan kreatif yang tetap berpegang pada syariat Islam.
Di setiap acara, penonton pria dan wanita dipisahkan, dan di sela-sela hiburan, pengunjung juga dapat mendengarkan tausiah yang menyejukkan hati.
“Cuma di Aceh, event besar bisa berlangsung meriah tapi tetap menjaga adab dan nilai syariat,” ujar salah satu panitia muda.
Tampilkan Wajah Sejuk Aceh ke Dunia
Melalui Melofest, penyelenggara ingin menyampaikan pesan kuat bahwa Aceh bukanlah daerah tertutup atau menakutkan seperti yang sering disalahpahami. Sebaliknya, Aceh adalah daerah yang terbuka dan ramah kepada siapa pun, selama tetap menghormati adat dan syariat yang berlaku.
“Seperti pepatah Aceh mengatakan, Pemulia Jame Adalah Adat Geutanyoe memuliakan tamu adalah adat kami. Kami ingin dunia tahu, Aceh itu penuh keindahan, kreativitas, dan kehangatan,” tutup CEO Melofest dengan penuh semangat.
Melofest bukan hanya panggung hiburan, tapi simbol kebangkitan ekonomi kreatif Aceh. Dari Lhokseumawe, semangat baru untuk Indonesia lahir membuktikan bahwa kemajuan dan syariat bisa berjalan beriringan.








 
															 
								





 
															 
															 
															 
															 
															