NEWSRBACEH I LHOKSEUMAWE — Sebuah insiden kecil namun menyentuh hati terjadi di salah satu ruas jalan Kota Lhokseumawe, Sabtu sore (1/11). Seorang mahasiswi Politeknik tanpa sengaja terserempet kendaraan dan terjatuh akibat sebuah mobil yang diparkir sembarangan di tengah jalan.

Menurut saksi mata, Sofyan, S.Sos, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 15.35 WIB. “Dari raut wajahnya, mahasiswi itu tampak lemah, mungkin kelelahan atau belum sempat makan. Ia terjatuh dan mengalami luka di bagian mata, bahkan kacamatanya patah,” ujarnya.

Ironisnya, alih-alih meminta maaf, pemilik mobil yang diduga menjadi penyebab utama insiden itu justru menuntut ganti rugi sebesar Rp800.000 atas lecet di bodi mobilnya. “Dengan suara pelan, mahasiswi itu mengatakan ia tidak punya uang sebanyak itu,” tambah Sofyan.

Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, jelas disebutkan bahwa kendaraan tidak boleh diparkir di tempat yang dapat mengganggu arus lalu lintas atau membahayakan pengguna jalan lainnya. Dalam kasus ini, kelalaian justru terletak pada pemilik kendaraan, bukan pada korban.

Kejadian ini mencerminkan lemahnya kesadaran hukum dan tanggung jawab sosial di kalangan pengguna jalan. “Masalah parkir di kota kita bukan hanya soal kurangnya lahan, tapi soal kurangnya kesadaran dan empati,” ujar Sofyan.

Mahasiswi tersebut tampak ketakutan dan kebingungan setelah kejadian, namun beruntung beberapa warga sekitar segera menolongnya. Peristiwa sederhana ini menjadi pengingat bahwa penataan dan pengawasan parkir merupakan bagian penting dari tata kelola kota yang aman dan beradab.

“Kelalaian sekecil apa pun bisa berujung pada penderitaan orang lain. Sudah saatnya kita memperlakukan ruang publik dengan tanggung jawab  bukan hanya demi ketertiban, tapi demi kemanusiaan,” tutup Sofyan.