• Topik Utama

    Copyright © Berita Aceh Terkini
    Best Viral Premium Blogger Templates
    NEWS RBACEH :
    Raja Baginda...

    Iklan

    Suara Sirine dan Isak Tangis Iringi Simulasi Gempa di SDN 3 Banda Sakti Lhokseumawe

    Admin
    4/26/25, 12:51 WIB Last Updated 2025-04-26T06:15:31Z

    Suara Sirine dan Isak Tangis Iringi Simulasi Gempa di SDN 3 Banda Sakti Lhokseumawe


    NEWSRBACEH.COM I LHOKSEUMAWE – Tepat pukul 10.00 WIB, Jumat (26/4), suasana mendadak berubah di SD Negeri 3 Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Suara sirine meraung-raung, disusul teriakan, isak tangis, zikir, dan langkah kaki puluhan siswa yang berlarian menuruni tangga dari lantai dua gedung sekolah. Momen ini menciptakan suasana yang mencekam dan mengingatkan kembali pada trauma lama: gempa dan tsunami Aceh 2004.

     

    Namun, ini bukan bencana sungguhan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang diperingati setiap 26 April, dengan tema nasional “Siap untuk Selamat”.

     

    Sesuai instruksi Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, seluruh sekolah diimbau membunyikan tanda peringatan seperti kentongan, sirine, atau lonceng secara serentak pada pukul 10.00 waktu setempat. SDN 3 Banda Sakti menjadi salah satu sekolah yang aktif melaksanakan instruksi tersebut lengkap dengan simulasi evakuasi mandiri.

     

    Kepala Sekolah SDN 3 Banda Sakti, Mursyidah S.pd M.pd, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan kesiapan para siswa dalam menghadapi potensi bencana, terutama gempa bumi.

     

    “Anak-anakku, saat terjadi gempa jangan panik. Jika masih di dalam kelas, segera berlindung di bawah meja. Kalau memungkinkan, bawa tas di atas kepala dan lari ke luar kelas menuju titik kumpul yang aman,” pesan kepala sekolah kepada para siswa.

     

    Suara Sirine dan Isak Tangis Iringi Simulasi Gempa di SDN 3 Banda Sakti Lhokseumawe

    Ia juga menjelaskan bahwa titik kumpul telah dipilih secara khusus di lokasi yang tidak dikelilingi bangunan tinggi atau struktur berisiko.

     

    Simulasi ini bukan hanya melatih fisik, tapi juga melatih mental dan kesiapsiagaan siswa, agar kelak saat bencana sungguhan terjadi, mereka tahu apa yang harus dilakukan.

     

    Momen ini menjadi pengingat penting bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan. Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin agar budaya sadar bencana tumbuh sejak dini di lingkungan pendidikan.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Nasional

    +