![]() |
Suara Sirine dan Isak Tangis
Iringi Simulasi Gempa di SDN 3 Banda Sakti Lhokseumawe
NEWSRBACEH.COM I LHOKSEUMAWE –
Tepat pukul 10.00 WIB, Jumat (26/4), suasana mendadak berubah di SD Negeri 3
Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Suara sirine meraung-raung, disusul teriakan,
isak tangis, zikir, dan langkah kaki puluhan siswa yang berlarian menuruni
tangga dari lantai dua gedung sekolah. Momen ini menciptakan suasana yang
mencekam dan mengingatkan kembali pada trauma lama: gempa dan tsunami Aceh
2004.
Namun, ini bukan bencana
sungguhan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari
Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang diperingati setiap 26 April, dengan tema
nasional “Siap untuk Selamat”.
Sesuai instruksi Pemerintah Kota
Lhokseumawe melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, seluruh sekolah diimbau
membunyikan tanda peringatan seperti kentongan, sirine, atau lonceng secara
serentak pada pukul 10.00 waktu setempat. SDN 3 Banda Sakti menjadi salah satu
sekolah yang aktif melaksanakan instruksi tersebut lengkap dengan simulasi
evakuasi mandiri.
Kepala Sekolah SDN 3 Banda Sakti,
Mursyidah S.pd M.pd, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran
dan kesiapan para siswa dalam menghadapi potensi bencana, terutama gempa bumi.
“Anak-anakku, saat terjadi gempa
jangan panik. Jika masih di dalam kelas, segera berlindung di bawah meja. Kalau
memungkinkan, bawa tas di atas kepala dan lari ke luar kelas menuju titik
kumpul yang aman,” pesan kepala sekolah kepada para siswa.
![]() |
Suara Sirine dan Isak Tangis Iringi Simulasi Gempa di SDN 3 Banda Sakti Lhokseumawe |
Ia juga menjelaskan bahwa titik kumpul telah dipilih secara khusus di lokasi yang tidak dikelilingi bangunan tinggi atau struktur berisiko.
Simulasi ini bukan hanya melatih
fisik, tapi juga melatih mental dan kesiapsiagaan siswa, agar kelak saat
bencana sungguhan terjadi, mereka tahu apa yang harus dilakukan.
Momen ini menjadi pengingat
penting bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan. Harapannya, kegiatan
serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin agar budaya sadar bencana tumbuh
sejak dini di lingkungan pendidikan.