![]() |
Ketua FKM, Khalid Ashim |
Newsrbaceh.com I Lhokseumawe – Forum Kolaborasi Masyarakat (FKM) Lhokseumawe menyatakan dukungannya terhadap komitmen Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan. Hal itu di sampaikan dalam rilis kepada newsrbaceh.com, Selasa 22 April 2025.
Salah satu fokus utama FKM adalah
mendorong agar penempatan pejabat eselon II dan III benar-benar dilakukan
berdasarkan kompetensi, bukan karena faktor kedekatan atau koalisi politik.
Ketua FKM, Khalid Ashim,
mengapresiasi langkah Wali Kota Sayuti sebagai bentuk upaya membangun birokrasi
profesional dan bersih di Kota Lhokseumawe. Namun, ia mengingatkan bahwa proses
pengisian jabatan harus mengedepankan seleksi yang terbuka dan objektif.
“Ini momentum penting bagi Kota
Lhokseumawe. Kami mendukung sepenuhnya kebijakan Pak Wali yang ingin
menempatkan orang-orang terbaik. Tapi jangan sampai muncul persepsi bahwa
jabatan hanya untuk segelintir orang, kelompok tertentu, atau kerabat dekat,” ujar
Khalid.
FKM menilai, penempatan pejabat
strategis harus melibatkan individu yang memiliki integritas tinggi, pengalaman
mumpuni, dan kemampuan menerjemahkan visi-misi Wali Kota untuk kepentingan
pelayanan publik.
“Kami percaya, hanya dengan
sumber daya manusia yang tepat, program-program prioritas pemerintah bisa
diwujudkan. Masyarakat sudah lelah dengan janji. Kini saatnya bukti,” tegas
Khalid.
FKM juga mengkritisi praktik
“asal bapak senang” (ABS) dalam birokrasi. Menurut mereka, pejabat harus turun
langsung ke lapangan untuk melihat kondisi nyata masyarakat, bukan hanya
mengandalkan laporan yang belum tentu akurat.
“Bekerjalah cepat dan nyata,
sesuai slogan ‘Keureuja Bagah’. Jangan hanya sibuk membuat laporan indah di
atas kertas, tapi fakta di lapangan justru berbanding terbalik,” tambah Khalid.
Lebih lanjut, FKM menegaskan
bahwa jabatan publik bukanlah komoditas yang bisa diperjualbelikan. Mereka
menyerukan agar segala bentuk suap, lobi politik, dan pengaruh kekeluargaan
dalam proses penempatan jabatan dihentikan sepenuhnya.
Sebagai bagian dari masyarakat
sipil, FKM berkomitmen mengawal proses reformasi birokrasi di Lhokseumawe
secara berkelanjutan. Mereka juga membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah,
masyarakat, dan lembaga lainnya demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan
akuntabel.
“Lhokseumawe ini milik semua
warga, bukan milik segelintir orang. Kami akan terus menyuarakan harapan agar
kota ini dipimpin dan dikelola oleh orang-orang terbaik,” tutup Khalid.