BI Lhokseumawe Kick Off Serambi 2023, Rp 2.2 Triliun dan 29 Titik Penukaran Uang Pecahan Baru Siap Layani Masyarakat

 

PJ walikota Lhokseumawe DR Imran didampingi Kepala KPwBI Lhokseumawe Gunawan di museum Lhokseumawe

Newsrbaceh.com | LHOKSEUMAWE - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Lhokseumawe menyelenggarakan agenda Kick off Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2023 di Museum Lhokseumawe pada Selasa 4 April 2023. (27/3/2023).

Kick off serambi 2023 ini merupakan launching agenda pelayanan penukaran uang bersama perbankan periode Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah. Kepala KPwBI Lhokseumawe Gunawan menjelaskan, hal ini dilakukan Bank Indonesia untuk mengantisipasi kebutuhan transaksi masyarakat Lhokseumawe dan sekitarnya terutama terkait uang pecahan baru.

“Untuk mengantisipasi kebutuhan transaksi tunai terkhususnya uang rupiah pecahan baru selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, jadi kebutuhan uang naik 9 persen dari tahun lalu. Untuk hal ini KPwBI telah menyiapkan persediaan uang kartal sebesar Rp 2.2 Triliun. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik nominal atau pecahannya,” jelasnya

Kemudian Gunawan Memaparkan, untuk titik atau tempat penukaran sendiri, ada sebanyak 29 titik, yang penukaran berkerja sama dengan pihak-pihak perbankan di lhokseumawe. Sementara, nantinya juga ada titik kas keliling milik Bank Indonesia.

“Jadi kita juga berkerjasama dengan alat perbankan Lhokseumawe di Sepuluh kabupaten dan kota untuk memenuhi kebutuhan uang masyarakat, nanti bisa diakses juga melalui aplikasi kita,” imbuhnya.

Pj Walikota Lhokseumawe DR Imran dalam sambutannya mengapresiasi BI yang terus berkerja menyokong optimalisasi transaksi pembayaran rupiah.

Saya mengharapkan Serambi 2023 ini dapat memberikan edukasi dan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk cinta bangga dan paham rupiah serta berbelanja bijak selama Ramadhan dan Idul Fitri,” terang Imran.

PJ walikota ini juga mengimbau kepada masyarakat agar belanja bijak dengan belanja sesuai kebutuhan. Cinta, bangga, dan paham terhadap rupiah, tidak menimbun pembelian, membudayakan belanja produk dalam negeri, dan mengalokasikan dana secara tepat dengan berhemat dan menabung.