• Topik Utama

    Copyright © Berita Aceh Terkini
    Best Viral Premium Blogger Templates
    NEWS RBACEH :
    Raja Baginda...

    Iklan

    Anggota DPPR-RI Gandeng BPSDM Pusat Pengembangan SDM Geologi Mineral dan Batubara Terkait Mitigasi Bencana Gunung Merapi

    Admin
    2/22/23, 20:56 WIB Last Updated 2023-02-22T14:01:43Z

    Anggota DPR-RI Komisi VII asal Aceh bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi Mineral dan Batubara

    Newsrbaceh.com | TAKENGON - Anggota DPR-RI Komisi VII asal Aceh menggandeng Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi Mineral dan Batubara menyelenggarakan Diklat Penyuluh Mitigasi Bencana Gunung Merapi di hotel Bayu Hills Takengon Aceh Tengah, Rabu 22 Februari 2023.


    Kegiatan Ini diikuti oleh 20 peserta terpilih selama 5 hari yang terdiri dari Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.


    H Anwar Idris mengharapkan kepada Peserta dan para Penyuluh Pusat BPSDM dari Bandung, bahwa pentingnya kegiatan ini untuk menghasilkan kader tangguh dalam membantu masyarakat,kader yang siap memberikan pemahaman ke masyarkat dalam pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi resiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat

    “Mengingat di Aceh tengah dan bener-bener meriah yaitu ada Gunung Burni Telong yang tingginya 2646 meter yang rekomendasinya terhadap Gunung Burni Telong tidak diperbolehkan bermalam di sekitar solfatra/fumarola karena konsentrasi gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan,” kata H Anwar.

    "Kita tentu tidak mengharapkan terjadi bencana dan semoga tidak terjadi namun kita wajib mempersiapkan diri dalam hal kesiapsiagaan manajemen krisis bencana dan infrastruktur, alat gunung yang memadai dan modern dalam pemantauan api dan menyusun rencana keadaan darurat," .

    Tambah H Anwar, Penanggulangan bencana gunung berapi akan berhasil dengan baik apabila dilakukan secara terpadu ,peralatan yang modern, sistem peringatan dini, peralatan komunikasi yang bagus dan didukung oleh pemahaman yang benar dan kesadaran yang kuat dari masyarakat untuk melakukan penyelamatan diri.

    " Kita memahami akan terbatasnya alat pendeteksi dini dan infrastruktur yang tidak mencukupi pemukiman penduduk yang dekat gunung berapi yang berisiko tinggi terhadap masyarakat apabila terjadi erupsi, maka saya akan berusaha memperjuangkan, menambahkan ke kepala Daerah , Kementerian ESDM, BPSDM, Pemerintah Pusat agar segera memenuhi fasilitas alat modern yang dibutuhkan dan memperbaiki infrastruktur” ujar H Anwar Idris.

    Untuk diketahui Gunung Burni Telong, kurang dari 3 Km dari kakinya terletak Kota Simpang Tiga Redelong ibu kota Kabupaten Bener Meriah dengan penduduk padat penduduk.

    Menurut Wikipedia, Gunung Burni Telong terletak diujung Selatan jajaran Gunung Geuredong yang merupakan gunung stratovolcano. Kawasan ini termasuk komplek gunung api. Diantara dua gunung besar itu, terdapat juga dua wisata vulkanik bernama Bur Salahniama dan Bur Pepanyi (Pantan Terong) di wilayah Aceh Tengah yang merupakan bukit sedimen.

    Masyarakat yang bermukim di kompleks gunung berapi itu, pasti sudah mengetahui aktivitas Burni Telong. Tercatat, pada akhir September 1837 terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan. Kemudian pada tanggal 12-13 Januari 1839 terjadi letusan yang abunya sampai ke Pulau Weh, kemudian pada tanggal 14 April 1856 terjadi letusan dari pusat kawah yang memuntahkan material berupa abu dan batu. Pada tahun 1919 juga terjadi letusan normal dari pusat kawah, serta pada tanggal 7 Desember 1924 terlihat 5 buah tiang asap tanpa diikuti letusan (Newman van Padang, 1951).

    Wajar jika penduduk Aceh Tengah dan Bener Meriah yang tinggal di komplek gunung berapi itu tidak merasa khawatir terhadap jedanya aktivitas Burni Telong sejak tahun 1924. Mereka malah bisa hidup sejahtera selama berada di komplek gunung berapi yang menyediakan lahan subur untuk para petani kopi arabika gayo.

    Dari kaki Burni Telong ini juga mengucur sumber air panas yang terdapat di Desa Simpang Balik sekitar 15 Km sebelum memasuki Kota Takengon. Masyarakat memanfaatkan air panas itu untuk mandi dan berendam, bahkan sekitar 50 meter dari lokasi pemandian itu berdiri sebuah masjid yang menyediakan air hangat untuk berwudhu.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Nasional

    +